Rabu, 25 Maret 2020




Business intelligence (disingkat BI) adalah seperangkat alat analisis berupa informasi bisnis yang digunakan untuk mengkonsolidasi, menganalisis, menyimpan dan mengakses banyak data dalam konteks proses bisnis yang mengarah pada pembuatan keputusan dan tindakan dengan tujuan peningkatan kinerja usaha atau bisnis.

Business intelligence memberikan jalan untuk memperoleh pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang baik. Lingkungan business intelligence meliputi semua perkembangan, pengolahan informasi, dan dukungan kegiatan yang dibutuhkan untuk memberikan informasi bisnis yang handal dan sangat relevan dan kemampuan analitis bisnis untuk kegiatan bisnis organisasi dan untuk pengambilan keputusan.

Business intelligence menjelaskan tentang suatu konsep dan metode bagaimana untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan bisnis berdasarkan sistem yang berbasiskan data. Koleksi data mentah dapat diubah menjadi informasi dengan cara dianalisa dan disusun berdasarkan hubungan antara data dengan mengetahui data apa yang ingin dikumpulkan dan di dalam konteks apa yang diinginkan.

Fungsi business intelligence adalah sebagai sistem pendukung keputusan dimana sistem dan aplikasi ini mengubah data-data dalam organisasi (data operasional, data transaksional, atau data lainnya) kedalam bentuk pengetahuan dengan tujuan secara umum yaitu menyajikan berbagai informasi yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap penggunanya.


Manfaat Business Intelligence 

Menurut Turban, Rainer dan Potter (2011), manfaat dan keuntungan yang diperoleh dengan penggunaan business intelligence di sebuah organisasi atau perusahaan antara lain adalah sebagai berikut:
  1. Meningkatkan nilai data dan informasi organisasi. Dengan membangun business intelligence, maka seluruh data dan informasi dapat diintegrasikan sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan dari keadaan bisnis yang mudah di akses dan dimengerti sehingga dapat membantu pihak manajerial untuk membuat pengambilan keputusan yang lebih baik. 
  2. Memudahkan pengukuran kinerja organisasi. Dalam mengukur kinerja suatu organisasi, sering dipergunakan ukuran yang disebut Key Performance Indicator (KPI). Business intelligence dapat dengan mudah menunjukan pencapaian KPI suatu organisasi dengan mudah, cepat dan tepat. Dengan demikian akan memudahkan pihak-pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan untuk mempersiapkan langkah-langkah antisipasi apabila ada indikator yang menunjukan adanya masalah atau belum tercapainya suatu target. 
  3. Meningkatkan nilai investasi teknologi informasi yang sudah ada. Business intelligence tidak selalu mengubah atau menggantikan sistem informasi yang sudah ada, akan tetapi hanya menambahkan layanan pada sistem-sistem tersebut sehingga data dan informasi dapat di representasikan dengan lebih baik. 
  4. Meningkatkan efisiensi biaya. Business intelligence dapat meningkatkan efesiensi biaya karena dapat mempercepat seseorang dalam melakukan pekerjaan sehingga menghemat waktu dan mempermudah pemanfaatannya. Waktu yang dibutuhkan untuk mencari data dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan semakin singkat dan cara untuk mendapatkannya pun tidak memerlukan pengetahuan yang khusus.

Jenis-jenis Business Intelligence 

Menurut Turban (2007), terdapat lima jenis business intelligence, yaitu:
  1. Enterprise Reporting, digunakan untuk menghasilkan laporan-laporan statis yang didistribusikan ke banyak orang. Jenis laporan ini sangat sesuai untuk laporan operasional dan dashboard.
  2. Cube Analysis, digunakan untuk menyediakan analisis OLTP multidimensional yang ditujukan untuk manajer bisnis dalam lingkungan terbatas. 
  3. Ad Hoc Query and Analysis, digunakan untuk memberikan akses kepada user agar dapat melakukan query pada database, dan menggali informasi sampai pada tingkat paling dasar dari informasi transaksional. Query ini berfungsi untuk mengeksplor informasi yang dilakukan oleh user.
  4. Statistical Analysis and Data Mining, digunakan untuk melakukan analisis prediksi atau menentukan korelasi sebab akibat diantara dua matrik.
  5. Delivery Report and Alert, digunakan secara proaktif untuk mengirimkan laporan secara lengkap atau memberikan peringatan kepada populasi user yang besar atau banyak.

Arsitektur Business Intelligence 

Adapun penjelasan masing-masing komponen dan tahapan pada arsitektur business intelligence adalah sebagai berikut:


a. Data Sources (Sumber Data) 

Bagian ini berfungsi untuk pengumpulan data dan mengintegrasikan data yang disimpan dari berbagai sumber primer dan sekunder, data tersebut merupakan data yang dimiliki oleh sistem operasional tetapi juga dapat mencakup dokumen yang tidak struktur seperti email dan data yang diterima dari penyedia eksternal, maka dari itu secara garis besar hal ini diperlukan untuk menyatukan dan mengintegrasikan data dari sumber yang berbeda.

b. Data Movement dan Streaming Engines 

Data movement dan Streaming Engines merupakan data yang menampilkan data dari setiap variasi data yang terintegrasi merupakan yang didapat dari berbagai sumber. Tugas Data Movement dan Streaming Engines ditangani sebuah alat berupa Extract Transform Load (ETL) yang membatu dalam menemukan masalah kualitas data dan memfasilitasi pemuatan data dengan jumlah yang besar kedalam warehouse. Kualitas data tersebut sangatlah penting dalam penilaian BI, jika data yang disajikan kepada user tidak lengkap atau tidak konsisten maka bukan hanya gagal tetapi berpengaruh dan menghambat dalam proses pengambilan keputusan.

Sedangkan The Complex Event Processing (CEP) sebuah alat yang pada tingkatan arsitektur fungsinya sama dengan alat ETL, tetapi ETL digunakan untuk proses batch data dan ketepatan waktu serta tidak kritis, sementara CEP digunakan untuk menangani real time atau hampir mendekati data yang real time. Dalam beberapa kasus, CEP bermanfaat untuk memvisualisasikan akses data real time untuk mendukung keputusan yang cepat.

. Data Warehouse Servers 

Data warehaouse adalah pengumpulan data subjek yang berorientasi, terintegrasi, waktu yang bervarian, dan non-volatile untuk mendukung proses pengambilan keputusan. Setelah data di ekstrak, terintegrasi dan diperiksa kualitas datanya kemudian dimuat dalam suatu resipositori sentral atau yang disebut warehouse yang dikelola oleh satu atau lebih server. Data warehouse dirancang untuk mengenali setiap topik–topik yang menjadi perhatian utama yang menyangkut dengan bisnis sehingga para pengambil keputusan dapat menganalisis dengan mudah.

d. Mid-tier servers 

Mid-tier servers meyediakan fungsi khusus untuk sekenario BI yang berbeda dan masuk dalam server OLAP, Enterprise Search Engines, Data Mining Engines dan Reporting Servers. Server OLAP yang efisien menyajikan model multidimensi untuk aplikasi front end atau langsung ke pengguna. Para pengguna dapat melakukan memilah dan memilih, agregasi, menyaring, menurunkan dan memutar data.

e. Front-end Application 

Front-end application merupakan aplikasi yang digunakan langsung oleh pengguna bisnis dalam membuat keputusan. Sebagai contoh alat-alat dalam komponen front-end application adalah enterprise portals for searching, spread sheets dan aplikasi manajemen kinerja yang memvisualisaikan seperti dashboard atau alat-alat yang memungkinkan pengguna teknologi tersebut dapat mengakses dengan mengeksekusi query adhoc dan alat yang memvisualisasikan model data. Semakin fleksibel alat ini lebih memungkinkan eksplorasi data lebih dinamis dan menginvestigasi data dengan cara yang berbeda.

Penggunaan Business Intelligence 

Menurut Darmawikarta (2003), business intelligence meningkatkan nilai data dan informasi organisasi. Adanya business intelligence memudahkan pemantauan kinerja organisasi, meningkatkan nilai investasi yang sudah ada, menciptakan pegawai yang memiliki akses informasi yang baik (well-informed workers) dan meningkatkan efisiensi biaya. Berikut adalah beberapa aplikasi penggunaan business intelligence untuk mendorong nilai bisnis:
  1. Measurement, program yang menciptakan hierarki metrik kinerja dan benchmarking yang menginformasikan pemimpin bisnis tentang kemajuan ke arah tujuan bisnis. 
  2. Analytics, program yang membangun proses kuantitatif untuk sebuah bisnis untuk sampai pada keputusan optimal dan untuk melakukan Bisnis Knowledge Discovery. Sering meliputi data mining, analisis statistik, analisis prediktif, pemodelan prediktif, pemodelan proses bisnis.
  3. Reporting/Enterprise Reporting, program yang membangun infrastruktur Strategis Pelaporan untuk melayani pengelolaan strategis bisnis, bukan Operasional Pelaporan. Sering melibatkan Data visualisasi, Eksekutif sistem informasi, OLAP.
  4. Collaboration/Collaboration platform, program yang mendapat area yang berbeda (baik di dalam dan di luar bisnis) untuk bekerja bersama melalui berbagi data dan Electronic Data Interchange. 
  5. Knowledge Management, program untuk membuat data perusahaan didorong melalui strategi dan praktek untuk mengidentifikasi, menciptakan, menampilkan, mendistribusikan, dan memungkinkan adopsi wawasan dan pengalaman yang benar pengetahuan bisnis. Compliance Manajemen Pengetahuan mengarah ke Learning Management dan Peraturan Kepatuhan.

Sumber: